JAKARTA, Kabarbetawi – Ketua Seniman Intelektual Betawi (SIB) Tahyudin Aditya, mendukung Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, untuk melakukan evaluasi menyeluruh kepada manajemen Taman Margasatwa Ragunan.
Hal ini mengacu pada kondisi tempat wisata tersebut yang kumuh, serta tidak layak lagi dijadikan destinasi unggulan penunjang pemasukan daerah, pasca Jakarta tak lagi sebagai ibu kota negara.
Selain itu, pengelola Ragunan juga tidak menerapkan Perda No 4 tahun 2015 tentang pelestarian budaya Betawi. Termasuk penaman pohon yang menjadi ciri kota jakarta, ornamen betawi, dan juga kuliner Betawi, dll. Sehingga, sudah semestinya segera dilakukan evaluasi.
“Langkah Pj Gubernur Heru untuk melakukan revitalisasi dan juga evaluasi terhadap pengelola Taman Margasatwa Ragunan harus didukung. Karena dari temuan kami, saat ini pengelolaan Ragunan tidak profesional. Kondisi kumuh, pedagang liar, kandang hewan tidak terawat dan lain sebagainya, membuat pengunjung tidak nyaman. Evaluasi harus segera dilakukan,” kata Tahyudin.
Pj Gubernur Heru, sebelumnya mengatakan, Ragunan harus berbenah. Pohon hijau harus dipertahankan dan dirawat agar tempat itu sejuk dan asri. Penataan pedagang juga harus dilalukan dengan baik agar tidak kumuh. Kebersihan juga harus diutamakan, agar pengunjung nyaman” kata Heru.
Sebelulnya, Taman Margasatwa Ragunan Kumuh dan tidak tertata. Sampah berserakan di setiap sudut. Selain itu, pedagang kaki lima (PKL) tidak tertata dengan baik, sehingga menambah kondisi tempat wisata tersebut semakin buruk.
Saat ditemui di Balaikota, Ketua Umum Seniman Intelektual Betawi (SIB) Tahyadin Aditya mengatakan, kondisi Ragunana saat ini tidak rapi. Ia datang langsung mengecek ke lapangan, dan menemukan banyak persoalan.
“Ragunan saat ini tidak layak lagi jadi destinasi wisata. Tidak siap menyongsong Jakarta sebagai destinasi, pasca nanti tidak lahi sebagai ibu kota Jakarta,” ungkap Tahyudin, Rabu (12/07/2023).
Menurut Tahyudin, manajemen Ragunan tidak profesional dalam mengelola kawasan wisata ini. Sehingga perlu untuk dievaluasi secara menyeluruh.
“Pemprov DKI harus secepatnya mengevaluasi manajemen Ragunan,” pinta Tahyudin Tegas.
Taman Margasatwa Ragunan Kumuh. Kebun Binatang Ragunan atau Bonbin Ragunan, nama ngetrendnya Ragunan Zoo, terletak di daerah Pasar Minggu, Jl. Harsono No.1, Jakarta Selatan, Indonesia. Yang konon didirikan sejak tahun 1864 dan kini memiliki luas 140 hektare. Lumayan luas dan bikin kaki gempor. Dan menurutku, tidak ada yang istimewa dengan kebun binatang ini. Koleksi binatang didominan jenis hewan burung. Yang menjadi daya tarik bonbin Ragunan cuma hewan gajah.
Dihari libur, Taman Margasatwa Ragunan akan penuh sesak pengunjung. Membludak. Anak kecil terlepas dari rombongan akan menjadi hal biasa, dan aku sarankan untuk orang tua jangan sampai lengah dan harus senantiasa mengawasi anak-anaknya. Digandeng. Jika pindah dari tempat satu ketempat lainnya, rombongan harus dicek dan didata ulang.
“Sangat disayangkan Kebun Binatang Ragunan saat ini tampak kumuh. Sampah sembarangan. Fasilitas tempat sampah juga kurang memadai, umumnya pengunjung setelah makan atau istirahat bersama keluarga, enggan untuk membuang sampahnya ketempat semestinya. Berserakan, tidak enak dipandang. Haruskah, kita bersuka ria setelah itu meninggalkan beban pekerjaan kepada orang lain ?” sambungnya bertanya.
“Dan saya sarankan pada pengelola Taman Margasatwa Ragunan, sediakan tempat toilet yang banyak. Jika hari libur lebaran tambah dengan toilet mobile atau Toilet Portable. Jangan sampai pengunjung pipis disembarang tempat” Pungkasnya. *(LI)