JAKARTA, Kabarbetawi – Kebiadaban Zionis Israel terhadap Rakyat Palestina terus mendapat kecaman diberbagai belahan dunia. Kecaman tersebut terus terguncang akibat pendudukan dan kebengisan Israel terhadap rakyat sipil Palestina di Gaza.

Kecaman tersebut semakin memuncak ketika Israel melarang pasokan makanan dan minuman ke jalur Gaza guna kepentingan bantuan kemanusiaan. Khususnya kepada lansia, wanita dan anak-anak.

Unjuk rasa mengecam Zionis Israel sekaligus mendukung jaminan dan kemerdekaan Palestina pun terus menyebar diberbagai belahan dunia dan tak bisa dihindarkan.

Tidak hanya dilakukan oleh rakyat negara-negara Islam seperti Suriah, Iran, Irak, Yordania, Lebanon, Kuwait dan Qatar, Oman, Bahrain, Yaman, Afghanistan, Pakistan bahkan hingga India, Bangladesh, Srilanka, hingga Jepang dan Korea. Tapi juga dilakukan oleh jutaan rakyat dibelahan Eropa seperti Inggris, Irlandia, Swedia, Finlandia, Norwegia, Swiss, Polandia, Jerman, Turki, Prancis, Spanyol, Portugal, Bosnia, Italia bahkan Belanda yang pernah menjajah Indonesia.

Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar didunia juga telah melakukan aksi-aksi kecaman terhadap Israel tersebut. Terlebih lagi Indonesia merupakah sebuah negara yang pernah dijajah dalam waktu yang sangat lama oleh Belanda.

Aksi-aksi unjuk rasa Bela Palestina tersebut dilakukan oleh kaum muslimin, pelajar muslim baik yang dilakukan di Kedutaan Besar Amerika maupun diberbagai daerah lainnya seperti Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Bogor serta dibeberapa daerah lainnya di Indonesia.

Aktivis kelahiran tanah Betawi Jalih Pitoeng mengajak seluruh bangsa Indonesia khususnya umat Islam, dalam memperingati hari Sumpah Pemuda untuk hadir dalam aksi damai bela Palestina di Kedutaan Besar Amerika Serikat pada Sabtu, 28 Oktober 2023.

“Dalam rangka memperingati hari bersejarah bagi perjuangan Indonesia yaitu Sumpah Pemuda maka hadiri dan bergabunglah bersama jutaan umat manusia dalam mengecam kebiadaban Zionis Israel sekaligus mendukung kemerdekaan Palestina” ungkap Jalih Pitoeng saat ditemui di Jakarta, Jum’at (27/10/203).

Presiden Aliansi Selamatkan Indonesia juga mengatakan bahwa untuk membela Palestina tidak harus menjadi muslim. Tapi cukup menjadi manusia yang beradab dan berprikemanusiaan.

“Untuk membela Palestina, orang tidak perlu menjadi muslim. Tapi cukup menjadi manusia yang berprikemanusiaan dan beradab” tegas Jalih Pitoeng.

“Oleh karena itu kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, peradaban, kedaulatan, kemerdekaan yang berprikemanusiaan dan keadilan, saya mengajak seluruh umat beragama yang ada di Indonesia untuk sama-sama hadir dalam membela kemerdekaan Palestina” ajak Jalih Pitoeng. *(LI)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *