JAKARTA, KABARBETAWI.COM, 14-15 Desember 2024 – DPP FORSA (Forum Silaturrahim) kembali menggelar acara tahunan Kopi Darat Nasional (KOPDARNAS) untuk yang ketiga kalinya. “KOPDARNAS FORSA merupakan ajang silaturahmi nasional anggota FORSA untuk memperkuat solidaritas serta meningkatkan peran organisasi FORSA agar lebih bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Kuswanto, Ketua Umum DPP FORSA. Zainal SP, Ketua Pelaksana KOPDARNAS FORSA 2024, menambahkan bahwa acara ini diikuti hampir 700 anggota dari berbagai provinsi, dengan lokasi kegiatan bertempat di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan.
Acara ini diawali dengan Grand Final FORSA IDOL 2024 yang diikuti 13 finalis dari berbagai daerah. Para peserta merupakan perwakilan terbaik yang telah lolos audisi tingkat kabupaten/kota. Para finalis tampil memukau di hadapan juri, yakni Cici Paramida, Hendro Saky, dan Erie Suzan, yang memilih lima besar terbaik. Para juri merupakan utusan khusus dari DPP PAMDI yang selalu mendukung penyelenggaraan FORSA IDOL.
H. Khalid Karim, Ketua Panitia Grand Final FORSA IDOL, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan melestarikan karya-karya Rhoma Irama sekaligus menarik perhatian generasi milenial. Tahun ini, gelar juara nasional diraih oleh Sumitra Sari, peserta asal Sumatera Selatan, yang sekaligus dinobatkan sebagai Duta FORSA 2024.
Kemeriahan KOPDARNAS FORSA 2024 berlanjut dengan diskusi interaktif dalam Forum Group Discussion (FGD) bertema besar: Komitmen Bersama Melawan Narkoba, Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme. FGD ini menghadirkan narasumber berpengaruh, mulai dari tokoh agama, aparat penegak hukum, hingga mantan pelaku radikalisme, yang memberikan pandangan mendalam tentang ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia.
Rhoma Irama, yang bertindak sebagai narasumber utama, menyampaikan pesan tegas tentang pentingnya menjaga Pancasila sebagai dasar negara. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dalam ajakan kelompok radikal yang sering menyalahgunakan agama untuk memecah belah bangsa. “Islam adalah agama yang memuliakan perdamaian dan kemanusiaan. Tidak ada ruang bagi kebencian dan kekerasan dalam ajarannya,” ujar Rhoma. Ia juga mengajak masyarakat menjaga keharmonisan dengan menghargai perbedaan.
Di sesi berikutnya, AKBP Moh. Dofir, S.Ag., S.H., M.H., memaparkan data terbaru tentang penangkapan pelaku terorisme di Indonesia sepanjang tahun 2024. Ia menjelaskan bagaimana kelompok teror semakin berkembang dengan pola rekrutmen yang lebih sistematis. “Pelaku terorisme tidak hanya menyasar kelompok tertentu, tetapi juga individu-individu yang mudah terpengaruh, termasuk generasi muda,” jelasnya.
Momen paling mengharukan hadir ketika Nasir Abas, mantan narapidana terorisme yang kini menjadi aktivis perdamaian, berbagi kisah hidupnya. Dengan penuh emosi, ia menceritakan perjalanannya dari seseorang yang terjerumus dalam ideologi radikal hingga menyadari kesalahannya. “Radikalisme adalah racun yang merusak akal sehat dan nurani. Saya ada di sini untuk memastikan generasi mendatang tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ungkap Nasir.
Brigjenpol Drs. Jafriedi, M.M., Direktur Advokasi Deputi Pencegahan BNN, mengupas sisi lain ancaman bangsa, yaitu narkoba. Ia menjelaskan bagaimana narkoba menjadi alat penghancur moral generasi muda. “Kita tidak bisa melawan narkoba hanya dengan penegakan hukum. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk melindungi generasi muda dari kehancuran,” tegasnya.
Hari kedua KOPDARNAS FORSA 2024 mencapai puncaknya dengan Konser Kebangsaan oleh Rhoma Irama dan Soneta Group. Meskipun sempat diguyur hujan, peserta tetap menunjukkan loyalitas mereka dengan mengikuti konser hingga akhir. Rhoma Irama membawakan lagu-lagu legendarisnya seperti Azza, Adu Domba, dan 250 Juta, yang disambut antusias oleh seluruh peserta.
KOPDARNAS FORSA 2024 berhasil menjadi ajang silaturahmi dan refleksi, memperkuat komitmen bersama untuk menjaga Indonesia tetap damai dan aman dari berbagai ancaman sosial.